Perkenalkan, ini PUPUT!

all about Puput
Puput…
Dalam tulisan-tulisanku sebelumnya kerap aku sebutkan nama itu. Kamu pasti bertanya siapa Puput? Seperti apa dia? Seberapa dekatnya aku sampai setiap kisahku selalu ada namanya. Siapa Puput, fotonya sudah banyak aku post di tulisanku, tapi orang seperti apa Puput, kali ini aku akan membahasnya.
Untuk fisik aku katakan dia KECE, itu cukup mewakilinya. Tapi untuk sifat dan sikapnya, aku bocorkan sedikit kata mutiaranya yang cukup mengintrepresentasikan dirinya.
Jangan bingung antara kepribadian dan sikap saya. Kepribadian saya adalah diri saya, sikap saya tergantung kepada siapa diri anda. --Dwita Putri--
Kata mutiaranya menggambarkan dirinya, pribadi yang akan bersikap seperti apa dia disikapi, akan memberi seperti yang diterima, tidak pernah berharap banyak dari orang lain sebelum dia melakukan apa yang dia harapkan. Aku tidak akan menulis tentang hobi dan kebiasaannya, karena jika kamu tahu kamu akan mengatakan “oh no!” sembari menutup mulutmu, atau bahkan hidungmu jika bertemu. Kenapa? Karena kebiasaan buruknya sedari dulu adalah jarang mandi, sangat jarang. Terkecuali dibutuhkan! Upss, maaf Put tadi aku bilang tidak akan membahas kebiasaanmu! Hehehe
Pernah sekali bertanya kenapa dia tidak suka mandi? Dia menjawab.

“Aku kan hemat, hemat air dan hemat sabun, hehehe.” Alasan unik, padahal air bukan barang mahal untuk tempatnya saat ini, bahkan sabunnya pun cukup sabun batang yang di jual di toko kelontong.

Tetapi meski begitu, dia bukan orang yang dekil dan bau. Seberapa lama dia tidak mandi, tak akan ada bau busuk yang tercium darinya, bahkan kamu tidak akan menyadari bahwa dia belum mandi selama satu minggu. Dia juga bukan orang yang amburadul, bahkan boleh dibilang dia cukup rapi. Dia itu unik. Terkadang diantara kami aku menemukan kesamaan, kami sama-sama teman yang menyayangi teman, teman yang menjadikan paling berharga. Tingkat kepeduliannya sangat tinggi, dia tak akan diam jika tahu temannya bersedih, temannya bermasalah, temannya menderita, dengan cara semampunya dia akan mencarikan jalan keluar.

Sebagai teman dia juga akan menerima pendapat dan saran temannya, dia tidak semena-mena sebagai pengemudi dalam sebuah pertemanan. Pernah suatu hari dia mengalami kisah asmara dengans seseorang bernama Dedy, perawakan Dedy hampir mirip dengan almarhum Olga Syahputra komedian yang disukai Puput. Dan karena itulah Puput memilih menerima cinta Dedy, karena kemiripannya dengan Olga. Unik, sekali lagi unik. Karena keadaan mereka menjalani Long Distance Relationship (LDR), hubungan jarak jauh dengan Dedy yang di Surabaya dan Puput di Jakarta. Tetapi dengan kisah asmaranya, Puput tidak seperti kebanyakan perempuan muda lainnya yang akan merasa dunia hanya milik mereka berdua dan yang lain ngotrak. Puput tetaplah Puput apa adanya, tidak seluruh waktunya dia curahkan untuk kekasihnya saja, dia bisa melakukan apapun yang dapat dia lakukan. Kekasihnya tanpa kabar dia tak akan meronta, cukup acuh tak acuh.

Sampai akhirnya aku menemukan sebuah status Facebook adik kelasku sewaktu di pesantren dulu, dari beberapa komentar yang di dalamnya mengundang kecurigaanku sehingga aku menghubungi salah satu komentatornya dan bertanya tentang apa yang terjadi. Darinya aku mendapatkan kenyataan bahwa Dedy sedang menjalin hubungan dengan temannya, bahkan temannya tersebut sudah tahu bahwa Dedy tengah berpacaran dengan Puput yang merupakan kakak kelasnya. Betapa marahnya aku! Mendidihlah darah di seluruh badanku, bagaimana tidak teman yang aku sayangi dibohongi dengan sedemikian rupa. Untuk itu aku menghubungi Puput dan mececarnya dengan beberapa pertanyaan. Apa kamu sangat mencintai Dedy? Seberapa jauh hubunganmu dengannya? Apa kamu sanggup putus dengannya?

Pertanyaan-pertanyaan itu cukup membuatnya bingung di pagi hari dia bangun tidur, kebingunannya tersirat dari pertanyaan balik yang diajukannya padaku, “Ada apa Kak Wardah ini?” kemudian aku memintanya “mau tidak mau sekarang kamu harus putus”. Itu kalimat paksaku untuknya, aku tidak sanggup mendapati bahwa temanku diselingkuhi. karenanya aku memaksanya putus hubungan dengan pacarnya.

"kenapa kak?” tanyanya kembali mendengar aku memintanya putus. Aku jelaskan penemuan-penemuanku yang kutelusuri di Facebook. Aku mengatakan bahwa belum terlambat jika dia putus sekarang. Puput tidak terkejut dan sedih, marah tentu saja. Ini karena sebuah penghianatan, karena itu aku mengusulkan pada Puput untuk menempuh cara menggantung agar Dedylah yang sakit. Sejak pagi itu Puput memblokir Dedy dari pertemanan Facebooknya, tidak mengangkat panggilannya, tidak membalas pesannya. Tentu saja tidak mudah! Dedy tidak tinggal diam, dia meng-hack Facebook Puput dan emailnya. Karena itu aku membuatkan Puput email dan akun Facebook yang baru, dengan membuatnya memulai semuanya dari yang baru.

Tidak cukup di situ, berulang kali Dedy membuat akun dengan berbagai nama yang merujuk pada Puput, membuat status-status nyeleneh dan menjatuhkan Puput. Tapi aku dan Puput juga mengantisipasi dengan mengirim pesan pada kawan-kawan kami bahwa akun itu akun palsu. Tidak terasa keputusan Puput yang mau mengikuti saranku membuat kita berjuang bersama demi menjauhkannya dari Dedy. Padahal jika itu kamu belum tentu akan melakukan seperti yang aku lakukan, meski beberapa ada yang akan setuju dengan tindakanku.

Dan kamu akan bertanya sedekat apa Puput denganku? Puput adalah
Teman baik yang aku ajak bergaya
Teman nonton
Teman selfie
Teman foto di studio
Teman karaoke
teman kuliner
teman jalan-jalan
teman liburan
teman wisata

teman objek lensaku
teman hunting foto
Aku dengan Puput berteman sedari pesantren dulu. Kehidupan pesantren itu sobat, sungguh luar biasa. Kita dijauhkan dari keluarga dengan menemukan keluarga yang baru, yaitu teman. Teman bagi santri adalah hal terpenting dalam menjalani kehidupan pesantren. Layaknya aku dan Puput, pertemanan itu terjalin bagaikan persaudaraan. Di mana sakitnya menjadi sakitku, lukanya menjadi lukaku, sedihnya menjadi sedihku, marahnya menjadi marahku, meski bahagianya kadang bukan bahagiaku. Dari tahun 2003 sampai 2009 aku dan puput bersama, hampir 24 jam dalam sehari kami lalui dalam kebersamaan, tidak hanya aku dan Puput saja. Ada juga lainnya yang terkumpul dalam sebuah ikatan teman seangkatan, dan angkatan kami disebut Dyrance Avel’s. Persaudaraan di pesantren tumbuh secara alami karena kesamaan tujuan kami, yaitu wisuda di tahun yang sama.


Setelah wisuda pun kami tidak lantas berpisah, ada masa kuberpetualang dengannya, bergerliya mencoba hal-hal baru, bahkan tak jarang kami tidak berbekal uang. Suatu hari Puput mengajakku pergi ke Jakarta, sebab setelah menyelesaikan pengabdian pasca wisuda dari pesantren Puput akan kembali ke Pontianak tempat asalnya. Namun nyatanya Puput jatuh cinta dengan Ibu Kota dan memilih untuk melanjutkan study S1-nya di salah satu Universitas di Jakarta. Begitupun aku.


Kisah kami pun berlanjut, namun pertemanan tidak selalu mudah dan indah, ada kalanya merasa kesal dan kecewa, saling merasa dikhianati, salah paham dan arti, saling memendam dan dendam. Begitupun aku dan Puput. Ada saat aku didiamkan olehnya, atau aku yang sangat kecewa padanya, dan ada pula saling adu kata kasar lewat pesan. Hanya saja semua benci, semua kesalahan jika sudah dipertemukan semua menjadi hilang bagai debu yang tertiup angin. Tawa dan cerita penuh canda akan terulang kembali, bergosip dan saling mencurahkan isi hati menghapus semua kemarahan diantara kami.

Itulah teman, begitulah berteman. Tidak hanya denganku, Puput dekat dengan semua teman-teman yang dia punya. Kenal dengannya dan berbagi bersamanya akan menemukan sisi-sisi unik yang membuat kamu tidak akan pernah menolak menjadi temannya. Melihat cara dia menjalani hidup semua terasa ringan, dan santai. Bahkan tak akan ada yang tahu bahwa Puput mempunyai beban. Baik aku atau kamu yang mengenalnya tidak akan pernah tahu seberapa berat beban yang dia miliki.

Untuk bercerita tentangnya, belum cukup. Namun atas pertemananya aku bangga punya teman kamu Put…! Tak perlu prestasi untuk mempunyai teman yang membanggakan, tulus, percaya diri, dan apa adanya itu hal yang tak butuh penilaian. Sekali lagi aku bangga!

Komentar

  1. Melalui blig ini aq yg sahabatnya dari orok baru tau klo puput sempat punya kekasih. Hahaha
    Tapi apa yg dtuliskan disini benar2 menjabarkan itu puput yg aq kenal juga.
    ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal buat temannya temanku. Puput emang pandai menyimpan. Makanya kalo bukan kita yg ngorek gak bakal tau. Hahaha...

      Hapus
  2. owh dian.... ngape kee macam itu "baru tau" owh no... sebab aku sering tinggal jauh dr pontianak jadi tak sempet berbagi kisah wkkwkw
    cuma hitungan bulanan yak bah. tak sampe 5 jari kwkw

    BalasHapus
  3. k' warrrrrrrrrr...
    ada satu lgi yg sangat Fenomenal, kebiasaanxa dya, klo Jaga malam Bulisah, Jerukxa alm. Ust Imam suka Ilangggggggggg, hahahhaaaaaa''''''''''''''

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo yg itu aku juga punya dosa yang sama hawa. Akibat resep mie 🍜 intans pedas dengan perasan jambu pontianak-sebutku,adalah hoby baru yg ditawari puput. Dan rasanya luar biasa. Sampai Jakarta demi memburu jeruk itu aku diajak puput makan bakso A-fung. Bakso yg untuk pertama kalinya tidak bbulat seperti bola. Melainkan pipih seperti spon bedak. Aahh... Masih banyak cerita tentang puput.

      Hapus
    2. Sory maksudnya jeruk 🍊. Itu typo. Hhehe

      Hapus
    3. Kak chawa, ini rahasia kita (sang penjaga malam) yang misinya mau menjaga seluruh daerah, termasuk pohon jeruk (milik alm ust. imam) agara selalu tumbuh subur dan berbuah :D #kangen eh.
      kangen diboncengin kak chawa pake sepeda (yg hampir nyungsep ke sungai gangga) hahaha

      Hapus
  4. kak wardah,
    Bakso gepeng pontianak tiada duanya,
    #jadi ngiler
    tak usah cemas, di surabaya bakso afung juga sudah ada
    jika kau rindu rasanya,silahkan mampir sejenak dan cicipi rasa rindunya

    BalasHapus

Posting Komentar